Sunday 1 May 2016

Industri tembakau menjadi potensi utama kabupaten Kudus disusul industri elektronik

 

Industri tembakau menjadi potensi utama kabupaten Kudus disusul industri elektronik dan kerajinan bordir.

Industri tembakau menjadi potensi utama kabupaten Kudus disusul industri elektronik
Jawa Tengah yang ijo royo royo membuat berbagai tanaman tumbuh subur

Kabupaten Kudus dikenal dengan kabupaten padat karya maju disebabkan berbagai macam industri berskala besar banyak berdiri di kabupaten ini, seperti industri elektronik. Hal ini pula yang membedakan kabupaten Kudus dengan kebanyakan kabupaten di Jawa Tengah yang menjadikan sektor pertanian sebagai sentra ekonomi. 

Kabupaten Kudus berbatasan langsung dengan Kabupaten Jepara dan Pati di sebelah utara, Kabupaten Pati di sebelah timur, Kabupaten Grobogan di sebelah selatan, dan Kabupaten Demak di sebelah barat. Secara geografis, letak Kabupaten Kudus sangat strategis, sebab berada di jalur perlintasan ekonomi antar provinsi sehingga menjadikan Kota Kudus sebagai salah satu sentra perdagangan di pulau Jawa dan nasional secara umum yang memiliki mobilitas tinggi.

Menurut kajian pemprov Ja-Teng, Kudus sebagai salah satu kawasan perdagangan di Pulau Jawa juga berpotensi menjadi pusat perdagangan (Trade Centre) berskala Internasional. Keunggulan Kabupaten Kudus sebagai salah satu kabupaten yang pro investasi di Jawa Tengah juga dibuktikan dengan ditetapkannya Kabupaten Kudus sebagai Kabupaten/Kota Pro investasi peringkat IV dari 32 Kabupaten/Kota se-provinsi Jawa Tengah.

Namun demikian, dari sisi luas wilayahnya Kabupaten Kudus dianggap sebagai kabupaten paling kecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah hanya 42.516 hektare. Jumlah penduduk kabupaten ini, berdasarkan hasil sensus penduduk 2012 sebanyak 791.891 orang terdiri atas 391.722 laki-laki dan 400.169 perempuan. Seks ratio Kabupaten Kudus adalah sebesar 97,89 yang artinya jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan.

Kudus merupakan daerah industri dan perdagangan yang mampu menyerap banyak tenaga kerja dan memberikan kontribusi besar terhadap PDRB. Sektor industri pengolahan berperan amat dominan dalam perekonomian Kabupaten Kudus. Kontribusi sektor ini bagi PDRB Kabupaten Kudus sebesar 58,89 persen.

Sebagaimana data sensus, jumlah perusahaan di Kabupaten Kudus mencapai 13.482 perusahaan yang terkonsentrasi di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Kota, Jati, dan Kaliwungu. Sedangkan jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kudus mencapai 10.954 UMKM dengan konsentrasi bidang usaha yang berbeda-beda.

Dilihat dari jenis industrinya, terdapat tiga jenis industri andalan daerah ini, yaitu industri tembakau, industri percetakan, penerbitan, dan kertas; dan industri makanan dan minuman.
Industri tembakau dan rokok di kabupaten ini memang memegang peranan penting yang dapat dilihat dari jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 80.000 orang lebih.

Jumlah tersebut, belum termasuk pekerja yang terkait dengan industri di bidang rokok yang diperkirakan bisa mencapai 100.000 orang lebih. Apalagi, di Kudus terdapat tiga perusahaan rokok yang masuk kategori golongan satu atau golongan besar. Sedangkan golongan dua dan tiga, juga cukup banyak dan diperkirakan bisa mencapai puluhan unit perusahaan.

Keberadaan industri rokok tersebut, juga turut mendukung perputaran roda perekonomian di sejumlah sektor usaha yang ditunjukkan munculnya pedagang kaki lima yang muncul di dekat lokasi pabrik rokok.

Selain industri rokok, Kudus juga memiliki industri elektronik yang penyerapan tenaga kerjanya juga cukup besar, sehingga ikut serta menggerakkan roda perekonomian warga di Kudus serta pengurangan tingkat pengangguran.

Keberadaan sentra kerajinan yang ada di Kudus, secara tidak langsung juga terkait dengan keberadaan industri rokok maupun elektronik yang ada di Kudus sehingga sentra sangkar burung yang ada di Kudus hingga kini tetap tumbuh. Selain itu, kerajinan batik khas Kudus juga ikut menikmati keberadaan industri rokok, menyusul adanya kebijakan perusahaan bagi pekerjanya untuk menggunakan batik khas Kudus. Batik juga mulai dijadikan seragam para pegawai di lingkungan pemerintahan sehingga semakin mendorong terjadinya pertumbuhan di sektor kerajinan batik.

Kerajinan bordir icik atau bordir manual yang juga menjadi andalan kerajinan khas Kudus juga mulai digunakan sebagai seragam bagi pegawai negeri sipil (PNS), meskipun belum sebanyak seragam batik.

Tingkat kesejahteraan warga yang semakin meningkat, juga ikut menggerakkan sektor usaha kuliner yang mulai menjamur di setiap sudut Kota Kudus.

Makanan khas Kota Kudus yang cukup dikenal di Tanah Air, meliputi garang asem, soto Kudus, satai kerbau, dan jenang.
Beberapa tahun terakhir, warung makan yang menyajikan garang asem tidak terbatas di lokasi tertentu, karena saat ini sudah menjamur di sejumlah warung makan juga menyediakan garang asem. Hal ini, secara tidak langsung menunjukkan tingkat kesejahteraan warganya juga mengalami perbaikan, karena konsumen penikmat makanan khas tersebut juga banyak.

Demikian halnya, soto Kudus dan satai kerbau hampir di sejumlah sudut kota bisa dijumpai sehingga penikmat soto maupun satai kerbau tidak perlu kesulitan mendapatkannnya. Bagi masyarakat yang ingin menikmati makanan khas Kudus di pagi hari, Kota Kudus juga menyediakan. Makanan khas tersebut merupakan lentog yang hampir sama dengan lontong sayur. Bedanya, dalam penyajiannya lontong dipadu dengan sayur gori dengan taburan bawang goreng.

Selain menawarkan kekayaan makanan khasnya, Kota Kudus juga memiliki objek wisata yang layak dikunjungi. Dari objek yang bernuansa religi hingga nuansa alam dan sejarah juga tersedia. Bahkan, ada objek yang memiliki perpaduan antara nuansa religi dengan nuansa sejarah maupun nuansa alamnya nan indah.

Kompleks Makam Sunan Kudus patut menjadi tujuan wisatawan yang kebetulan mampir di Kudus, karena letaknya yang berada di tengah kota dan mudah dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun empat. Selain bisa menikmati wisata religi pengunjung juga disuguhi objek wisata sejarah, karena terdapat bangunan yang dikenal dengan sebutan Menara Kudus. Menara Kudus yang dibangun sejak 1549 Masehi atau 956 Hijriah dan sering digunakan untuk mendukung aktivitas keagamaan, terutama untuk menandai waktu salat lima waktu dengan menabuh beduk maupun kentongan yang berada di atas menara tersebut.

Kunjungan belum lengkap jika belum berziarah ke Makam Sunan Muria, karena peziarah juga bisa menikmati pemandangan alam nan indah di sepanjang perjalanan menuju kompleks makam yang berada di lereng Gunung Muria.

Taman bermain untuk melepas lelah juga bisa dijumpai di pusat kota, karena ada objek wisata Taman Krida yang terdapat fasilitas taman bermain, becak air, "water boom", dan aneka satwa. Tak jauh dari lokasi objek wisata tersebut, terdapat objek wisata bersejarah, yakni Museum Kretek yang dilengkapi pula fasilitas "water boom" dan mini teather serta rumah adat Kudus.

Kudus juga memiliki Situs Patiayam dan museum yang menyimpan berbagai informasi soal aneka fosil purba, terutama fosil aneka binatang yang dimulai dari gajah, badak, rusa, babi, biaya, buaya dan kerbau, serta macan. Tercatat, jumlah koleksi yang tersimpan di rumah fosil yang ada di Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kudus, hingga kini diperkirakan mencapai 2.471 buah yang merupakan fosil 14 jenis hewan yang hidup di darat maupun di air.

No comments:
TULIS comments

Pageviews

Followers