Showing posts with label Budidaya buah. Show all posts
Showing posts with label Budidaya buah. Show all posts

Wednesday, 11 May 2016

13 Langkah Mudah Budidaya Tomat Organik Kualitas Super

 
13 Langkah mudah budidaya tomat organik kualitas super 

13 Langkah mudah budidaya tomat organik kualitas super


Langsung saja, berikut adalah 13 Langkah mudah budidaya tomat organik kualitas super:

Pemilihan benih tomat

Dalam memilih jenis tomat yang akan anda tanam sebaiknya anda sesuaikan dahulu dengan karateristik lokasi tersebut. Jika ladang tersebut berada di daerah dataran tinggi pilihlah varietas yang sesuai dan cocok untuk dataran tinggi tersebut dan begitu juga sebaliknya.

Anda bisa mendapatlan benih tomat dengan mudah diberbagai toko penyedia bibit tani. Jika anda sulit mendapatkannya atau harganya terlalu mahal, anda bisa membuatnya sendiri. Caranya dengan menyortir buah tomat yang terbaik dari segi ukuran (besar) dan bentuk (tidak cacat).



Langkah penciptaan bibit adalah sebagai berikut; pilih buah tomat yang akan dijadikan benih, lalu biarkan buah tomat tersebut menua dengan sendirinya di pohon. Setelah cukup tua ambil bijinya dan bersihkan dari lendir yang me-nyelubunginya dengan menggunakan air. Setelah itu rendam dalam air, pilih biji yang tenggelam. Kemudian lakukan seleksi sekali lagi terhadap biji tomat, pilih yang bentuknya sempurna (tidak cacat atau keriput). Setelah itu keringkan dengan dijemur dan simpan dalam wadah yang kering dan steril.

Proses penyemaian benih tomat

Sebelum anda menanam benih terbaik diatas di ladang, benih tomat sebaiknya disemaikan dahulu sampai memiliki daun dan batang yang cukup kuat. Penyemaian hendaknya anda lakukan di atas media yang terpisah dengan lahan penanaman massal / ladang. 

Untuk membudidayakan tomat, anda bisa menggunakan media polybag atau bedeng. Namun hendaknya anda memilih media persemaian dengan polybag. Hal ini untuk mengurangi resiko tanaman stres ketika dipindahkan. Namun persemaian polybag ini biayanya relatif lebih mahal. Jika anda memilih persemaian bedeng, hendaknya hati-hati saat mencabut dan memindahkan bibit. Lamanya penyemaian sampai tanaman siap dipindahkan sekitar 35-40 hari.

Langkah untuk persemaian bedengan sebagai berikut; buat larikan (garis) diatas media persemaian dengan jarak antar larik 5 cm dan kedalaman larik 1 cm. Lalu taburkan benih dalam larikan, jangan sampai bertumpuk-tumpuk, sebaiknya jarak antar benih 2-3 cm. Kemudian tutup larikan dengan tanah dan siram secukupnya. Metode pemindahan bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama dengan pencabutan, sebelum benih dicabut siram dengan air untuk melunakan media sehingga akar tidak putus ketika ditarik. Kedua, cara putar yaitu mengambil tanaman dengan tanah disekitarnya.

Adapun langkah untuk persemaian polybag / pot sebagai berikut; setelah media persemaian dibuat, lubangi permukaanya sedalam 1 cm. Lalu bubuhkan biji tomat satu butir untuk setiap polybag, tutup dengan media tanam. Cara memindahkannya adalah dengan merobek atau melepas polybag / pot. Lalu masukkan tanaman beserta tanah yang terdapat di polybag / pot kedalam lubang tanam.

Proses pengolahan lahan tanah / ladang

Bajak atau cangkul tanah / ladang hingga menjadi gembur kemudian bentuk bedengan dengan ketinggian 30 cm, lebar 1 meter dan pajang mengikuti kontur lahan. Buat jarak antar bedeng selebar 30-40 cm. Kemudian diamkan tanah kira-kira satu minggu.

Setelah itu, berikan pupuk dasar berupa pupuk organik seperti pupuk kandang atau pupuk kompos sebanyak 20 ton per hektar. Aduk hingga merata diatas bedengan. Untuk memperkaya kandungan fosfor bisa ditambahkan pupuk TSP secukupnya (kira-kira 5 gram per tanaman). Untuk budidaya tomat organik, jangan ditambahkan pupuk kimia tapi pupuk dasar harus lebih banyak, kira-kira 30-40 ton per hektar.

Lalu tutup bedengan dengan mulsa plastik, penutupan dengan mulsa sangat berguna terutama pada musim kemarau. Mulsa plastik berguna untuk mempertahankan kelembaban tanah, mengendalikan gulma dan agar buah tomat tetap bersih tidak menyentuh tanah. Biarkan kembali tanah selama satu minggu sebelum ditanami.

Proses penanaman bibit tomat pada ladang

Pertama, buatlah lubang tanam pada mulsa dengan diameter 5-7 cm. Dalam satu bedengan terdapat dua lajur lubang tanam, jarak antar lajur sebesar 70-80 cm dan jarak antar lubang dalam satu lajur 40-50 cm, kedalaman lubang tanam kira-kira 5-7 cm.

Setelah itu masukkan bibit siap tanam. Untuk bibit yang disemai dalam polybag atau pot, lepas terlebih dahulu wadahnya lalu masukkan semua media tanam tanpa mencabut akar tanaman. Kemudian tutup dan ratakan dengan tanah sekitar. Untuk bibit yang ditanam di persemaian bedeng, masukkan tanaman kemudian timbun dengan tanah bekas galian lubang. Ratakan dan siram dengan air untuk menjaga kelembaban-nya.

Pemeliharaan dan perawatan

Tanaman tomat cukup sensitif dan perlu perawatan yang intensif. Tanaman ini sangat rentan terhadap hama dan penyakit, terutama yang ditanam di dataran rendah. Setelah pemanenan, resiko kerusakan buah tomat masih tinggi sekitar 20-50%. Berikut beberapa perawatan penting apabila kita hendak melakukan budidaya tomat.

1. Penyulaman

Penyulaman berfungsi untuk mengganti tanaman yang gagal tumbuh, baik sakit atau rebah karena cuaca. Penyulaman dilakukan setelah seminggu tomat ditanam. Cabut tanaman yang terlihat tidak sehat (kuning/layu) atau mati. Ganti dengan bibit sisa penyemaian.

2. Penyiangan

Penyiangan dalam budidaya tomat biasanya dilakukan 3-4 kali selama musim tanam. Pada areal tanam yang ditutup mulsa penyiangan bisa lebih jarang lagi. Penyiangan bertujuan untuk mengangkat gulma yang ada di areal tanam. Pertumbuhan gulma akan menganggu tanaman, karena tanaman harus bersaing dalam mendapatkan nutrisi. Selain itu gulma juga mengundang hama dan penyakit yang bisa menyerang tanaman utama.

3. Pemangkasan

Pemangkasan pada tanaman tomat dilakukan setiap minggu. Pemangkasan tunas yang tumbuh pada ketiak daun harus segera agar tidak tumbuh menjadi batang. Pemangkasan tunas muda bisa dilakukan dengan tangan. Namun apabila batang sudah terlalu keras, sebaiknya gunakan pisau atau gunting. Untuk mengatur ketinggian tanaman tomat, ujung tanaman bisa dipotong. Pemotongan ujung tanaman dilakukan setelah terlihat jumlah dompolan buah sekitar 5-7 buah.

4. Pemupukan tambahan

Pada budidaya tomat organik, semprotkan pupuk organik cair yang mempunyai kandungan kalium tinggi pada saat tanaman akan berbunga dan berbuah (fase generatif). Penyemprotan bisa dilakukan setiap minggu. Harus diperhatikan, pupuk organik cair harus diencerkan terlebih dahulu, 1 liter pupuk cair dengan 100 liter air. Penting untuk dicatat, konsentrasi pupuk organik cair tidak boleh melebihi 2%. Selain itu, kita bisa menambahkan pupuk kandang atau kompos setelah tanaman berumur 2-3 minggu dengan dosis satu gengam tangan per tanaman.

Untuk budidaya tomat non-organik, pada usia satu minggu berikan campuran urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 sebanyak 1-2 gram per tanaman. Kemudian setelah umur 2-3 minggu berikan kembali urea dan KCl sebanyak 5 gram per tanaman. Bila pada umur lebih dari 4 minggu tanaman masih terlihat kurang gizi berikan urea dan KCl sebanyak 7 garm per tanaman. Perhatikan, pemberian urea dan KCl jangan sampai mengenai tanaman karena bisa melukai tanaman tersebut. Berikan jarak 5-7 cm dari tanaman.

5. Penyiraman dan pengairan

Tanaman tomat tidak terlalu banyak membutuhkan air, namun jangan sampai kekurangan. Kelebihan air dalam budidaya tomat membuat pertumbuhan vegetatif (daun dan batang) yang subur tetapi akan menghambat fase generatif. Sebaliknya, kekuranga air yang berkepanjangan bisa menyebabkan pecah-pecah pada buah tomat yang dihasilkan.

Kekeringan yang panjang bisa menyebabkan kerontokan bunga. Penyiraman hendaknya disesuaikan dengan kondisi cuaca. Bila curah hujan cukup relatif tidak perlu lagi penyiraman. Justru yang harus diperbaiki adalah saluran drainase agar air tidak menggenang disekitar areat tanaman. Pada musim kemarau, penyiraman bisa dilakukan pada pagi hari. Cegah jangan sampai tanah retak-retak kekeringan.

6. Pemasangan lenjeran

Pemasangan lenjeran atau ajir bertujuan sebagai tempat mengikatkan tanaman agar tidak roboh. Lenjeran dibuat dari bambu sepanjang 1,5-2 meter. Lenjeran ditancapkan pada jarak sekitar 10-20 cm dari tanaman. Lenjeran bisa dibiarkan tegak mandiri atau ujungnya diikatkan dengan lenjeran lain yang berdekatan. Pengikatan ujung berguna untuk memperkokoh posisi lenjeran.

Pemasangan lenjeran hendaknya sedini mungkin untuk mencegah luka pada akar tanaman akibat penancapan. Tanaman yang masih kecil akarnya belum menyebar kemana-mana sehingga kemungkinan tertancap kecil. Luka pada akar yang diakibatkan tusukan lenjeran bisa menghambat pertumbuhan dan mengundang penyakit.

Pemasangan lenjeran dilakukan setelah tinggi tanaman berkisar 10-15 cm. Ikatkan tanaman tomat dengan tali plastik pada lenjeran. Model ikatan sebaiknya berbentuk angka 8 agar batang tomat tidak terluka karena bergesekan dengan tiang lenjeran. Ikatan hendaknya jangan terlalu kuat agar tidak menghambat pembesaran batang. Setelah itu, setiap tanaman bertambah tinggi 20 cm ikatkan batang tanaman dengan tali plastik pada lenjeran.

Pengendalian hama dan penyakit

Beberapa jenis hama dan penyakit yang kerap menyerang budidaya tomat antara lain, ulat buah, kutu daun thrips, lalat putih, lalat buah, tungau, nematoda, penyakit layu, bercak daun, penyakit kapang daun, bercak coklat, busuk daun dan busuk buah. Apabila serangannya menggila, hama dan penyakit tersebut bisa disemprot dengan pestisida. Penggunaan pestisida harus bijak, sesuaikan dengan lingkungan sekitar (para petani lain), riwayat penyemprotan dan ikuti petunjuk/dosis penggunaan. Apabila tomat yang akan diproduksi ditujukan untuk pasar organik, hendaknya menggunakan pestisida yang alami. Silahkan lihat cara membuat pestisida organik.

Hama dan penyakit pada budidaya tomat tidak bisa diberantas dengan hanya mengandalkan pestisida saja. Karena manfaat pestisida hanya sementara dan jangka pendek. Selebihnya serangan hama dan penyakit akan tetap datang dan kemungkinan akan lebih resisten. Menaikan dosis penggunaan pestisida mungkin efektif tapi akan menimbulkan efek lingkungan yang buruk dan juga menaikan biaya produksi. Kalau pun harus menggunakan pestisida sebaiknya berganti-ganti merek dengan bahan aktif berbeda.

Untuk menanggulangi hama dan penyakit secara menyeluruh gunakan prinsip-prinsip pengendalian hama terpadu (PHT). Penerapan PHT harus dilakukan secara berkesinambungan. Adapun variabel-variabel yang harus diperhatikan antara lain pemilihan bibit unggul atau varietas yang cocok, benih bebas penyakit, pemberian pupuk berimbang, rotasi tanaman, memanfaatkan predator alami, memanfaatkan tanaman pengusir hama dan terakhir penyemprotan pestisida baik kimia sintetis maupun alami.

Panen raya

Budidaya tomat baru bisa dipanen 60-100 hari setelah tanam, tergantung dari varietasnya. Penentuan waktu panen berdasarkan umur tanaman kadang kala tidak efektif. Sebaiknya gunakan pengamatan fisik terhadap tanaman. Tanaman tomat sudah dikatakan siap panen apabila kulit buah berubah dari hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun menguning dan bagian batang mengering.

Pemetikan hendaknya dilakukan di pagi atau sore hari karena pada siang hari tanaman masih melakukan fotosintesis. Pada keadaan demikian penguapan sedang tingi-tingginya sehingga buah tomat yang dipetik akan cepat layu. Pemanenan bisa dilakukan setiap 2-3 hari sekali. Di Indonesia produktivitas tanaman tomat secara rata-rata mencapai 15,84 ton per hektar. Namun untuk varietas tertentu dan didaerah-daerah tertentu bisa mencapai 25-30 ton per hektar.

Monday, 9 May 2016

5 langkah sederhana budidaya matoa agar menghasilkan buah berkualitas tinggi

 
5 langkah sederhana budidaya matoa agar menghasilkan buah berkualitas tinggi

5 langkah sederhana budidaya matoa agar menghasilkan buah berkualitas tinggi
di Jawa, buah matoa sekarang sudah mulai dibudidayakan dalam skala kebun

Buah metoa memiliki rasa manis dan sangat harum, di daratan Papua buah ini ada dua jenis yaitu metoa kelapa dan metoa papeda yang memiliki ciri khas masing-masing. Disana tanaman buah matoa tumbuh secara liar di hutan-hutan. Tumbuhan ini adalah sejenis rambutan di Jawa, dan masuk dalam keluarga rambutan yaitu Sapindaceae. Tanaman matoa ini tahan pada kondisi alam dingin maupun panas serta  tahan serangga yang merusak buahnya.

Manfaat buah matoa

Berikut adalah manfaat buah matoa bagi kesehatan:

a. Mengurangi resiko penyakit kanker
Buah metoa mengandung antioksidan dan juga vitamin C yang akan membantu mengaktifkan antioksidan sehingga mampu mencegah sel kanker yang tumbuh dan berasal dari karsinogen.

b. Mengandung obat penenang alami
Buah metoa mengandung penenang alami, yaitu vitamin E yang membantu meringankan stress.

c. Menyehatkan Jantung
Vitamin C pada buah metoa bisa meminimalisir resiko penyakit jantung. 

d. Meningkatkan sistem imun
Buah metoam mengandung vitamin C yang mampu mencegah radikal bebas serta membantu meningkatkan daya tahan tubuh sehingga terhindar dari virus dan penyakit.

berikut 5 langkah sederhana budidaya matoa agar menghasilkan buah berkualitas tinggi:

1. Teknik dan dua metode budidaya matoa

Budidaya pohon matoa bisa dikembangkan dengan dua cara;
1. Generatif / menanam biji
2.Vegetatif / pencangkokan

Jika anda ingin menyiapkan bibit dari hasil cangkokan (vegetatif), maka pilihlah pohon induk yang sudah terbukti menghasilkan buah dengan kualitas buah super, baik rasa maupun ketahanan terhadap penyakit. Pilih salah satu cabang pohon yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda dan mulailah mencangkok dengan cara yang benar yaitu  dengan menyayat kulit dan hilangkan kambiumnya, kemudian tutup dengan  tanah yang dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa. Biarkan cangkokan sampai mengeluarkan akar. Setelah cangkokan mengeluarkan akar, potong dan pindahkan ke pelastik polybag yang telah diisi dengan campuran tanah gembur dan pupuk kandang, rawat bibit sampai mengeluarkan banyak akar dan terlihat tanda-tanda bibit tumbuh. 

Untuk budidaya matoa dari biji, maka semailah biji matoa yang berasal dari buah matoa yang sudah tua. Biarkan sampai bibit sampai memiliki tinggi batang sekitar 10-15cm, kemudian pindahkan ke polybag. Rawatlah bibit sampai tinggi batang sekitar 40-50cm sebelum ditanam ke lahan tanam permanen.

2. Membuat Lubangan untuk menanam

Budidaya matoa dapat dilakukan di tanah secara langsung dan bisa ditanam di pot sebagai tanaman buah dalam pot (tabulampot). Jika anda menginginkan menanam matoa di pot, maka anda harus menyiapkan pot yang cukup besar, atau bisa menggunakan potongan drum bekas. Isi dengan campuran tanah gembur dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1 (2 tanah : 1 Pupuk).

Perlu diketahui bahwa buah matoa yang ditanam dalam pot tidak dapat menghasilkan buah yang maksimal karena ruang tumbuhnya terbatas. Pohon matoa akan tumbuh baik jika ditanam di tanah secara langsung. Buatlah lubang tanam dengan ukuran 50cm x 50cm dengan kedalaman 50-60cm. Isi lubang dengan pupuk kandang sampai 2/3 bagian terisi. Biarkan lubang selama 1 bulan sebelum ditanami agar pupuk kandang meresap sempurna dan kondisi tanah stabil.

3. Penanaman matoa

Setelah bibit matoa hasil cangkokan yang ditanam ke polybag  atau bibit matoa hasil semai biji sudah mencapai ketinggian 50cm, maka bibit dapat dipindahkan ke lahan tanam permanen baik berupa pot maupun ke tanah secara langsung. Tanamlah dengan cara membuka polybagnya terlebih dahulu secara perlahan. Selanjutnya tanam ke lubang tanam dan tutup dengan tanah sisa galian, padatkan secara perlahan. Lakukan penyiraman setelah penanaman selesai dilakukan.

4. Perawatan tanaman matoa

Perawatan dilakukan dengan menyulam bibit jika mati dan melakukan pembersihan rumput-rumput pengganggu yang ada disekitar pohon matoa. Pemupukan secara berkala setiap 1 bulan sekali dengan pupuk kandang.

Pemangkasan dilakukan saat usia matoa mencapai 3 tahun penanaman, hal ini bertujuan agar pohon matoa menghasilkan banyak cabang, sehingga peluang setiap cabang menghasilkan buah akan lebih besar. 

5. Panen raya

Waktu panen raya buah matoa dari hasil cangkokan biasanya akan menghasilkan buah pada umur 4 tahun, jika budidaya matoa dari biji akan memerlukan waktu 6 tahun untuk berbuah. Buah matoa siap dipanen setelah 2 bulan dari mulai keluar bunga. Lakukanlah pemanenan dengan memotong tangkai buah matoa mengunakan gunting panen buah atau pisau tajam.

Wednesday, 4 May 2016

Panduan teknis lengkap cara budidaya buah melon supaya menghasilkan buah berkualitas tinggi

 
Panduan teknis lengkap cara budidaya buah melon supaya menghasilkan buah berkualitas tinggi

Panduan teknis lengkap cara budidaya buah melon supaya menghasilkan buah berkualitas tinggi


Buah melon kaya akan segudang manfaat, diantaranya mampu menangkal radikal bebas dan melancarkan aliran darah

Siapa yang tidak suka dengan buah yang satu ini. Buah ini tidak hanya terkenal dengan kemanisan buahnya tapi juga kandungan airnya yang melimpah. Siapa sangka pula dibalik kelezatan dan kandungan airnya yang bisa melunasi dahaga kita ternyata buah ini juga memiliki segudang manfaat bagi kesehatan kita. Diantara manfaat buah melon untuk tubuh kita adalah:

Buah melon bisa mencegah penyakit jantung. Kandungan adenosine dalam buah ini berfungsi melancarkan aliran darah dalam tubuh sehingga melawan penggumpalan darah yang bisa mengakibatkan stroke dan serangan jantung.

Bisa mencegah penyakit kanker. Hal ini sebab buah melon mengandung karotenoid yang tinggi yang dapat mencegah serangan kanker, khususnya gejala kanker paru-paru dan gejala kanker payudara.

Banyak sekali faedah buah melon yang lain seperti menjaga kesehatan mata, mencegah radikal bebas, menyehatkan kulit dan segudang faedah lainya. Tidak hanya itu, ternyata buah ini juga bernilai rupiah yang sangat tinggi jika memiliki kualitas yang tinggi. Namun untuk menciptakan buah melon yang berkualitas tinggi tentunya kita membutuhkan usaha bukan. Jadi pada perjumpaan kita kali ini akan membahas bagaimana budidaya buah melon yang tepat agar menghasilkan buah yang unggul dan berkualitas. Mari kita pada inti pembahasan kali ini.

*Berbagai jenis buah melon

Jenis buah melon ini sangatlah beragam, tetapi hanya 3 kultivar yang populer dibudidayakan, yaitu reticalatus, inodorus dan cantalupensis.

a. Reticalatus. 
Jenis melon ini merupakan kultivar paling populer. Bentuknya membulat dengan kulit buah berwarna hijau dan teksturnya berjala-jala, seperti terlapisi jaring. Daging buah berwarna hijau muda hingga oranye.

b. Inodorus. 
Jenis ini memiliki kulit buah yang mulus tidak berjala. Bentuknya membulat hingga lonjong. Warna kulit buah kuning hingga kuning pucat kehijauan. Warna dagingnya ada yang hijau, oranye hingga putih. Daging buah tidak beraroma.

c. Cantalupensis. Jenis melon yang satu ini memiliki kulit buah yang bergelombang seperti labu, atau disebut berjuring. Daging buah berwarna kuning atau oranye, aromanya sangat kuat. Blewah termasuk dalam jenis ini.

*Cara pembibitan tanaman melon

Tanaman melon untuk budidaya biasanya diperbanyak secara generatif dari biji atau benih. Untuk budidaya melon seluas satu hektar diperlukan bibit tanaman sekitar 16.000- 20.000 pohon atau setara dengan 500-700 gram benih melon.

Sebelum dilakukan penanaman, benih harus dikecambahkan terlebih dahulu. Caranya dengan merendam benih dalam air hangat selama 6-8 jam. Bila benih belum mengandung fungisida, bisa ditambahkan fungisida ke dalam air rendaman sesuai dosis.

Setelah direndam benih ditiriskan dan ditebarkan diatas kain basah atau kertas koran yang telah dibasahi. Biarkan selama 1-2 hari hingga benih berkecambah. Jaga kelembaban kain atau kertas koran tersebut. Bila terlihat kering percikan air secukupnya.

Kemudian siapkan polybag kecil atau baki persemaian. Isi dengan media tanam berupa campuran tanah dengan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 2:1, lihat cara membuat media persemaian. Benamkan biji melon sedalam 1-2 cm ke dalam media tanam tersebut.

Tempat persemaian sebaiknya dilindungi dengan atap plastik bening atau sungkup. Hal ini diperlukan agar bibit yang tumbuh terlindungi dari terik matahari yang berlebihan dan kucuran air hujan langsung. Media persemaian harus terus dikontrol dan diperhatikan agar kelembabannya terjaga. Sirami secara teratur tetapi jangan terlalu basah.

Proses penyemaian biasanya berlangsung hingga 10-14 hari. Atau ditandai dengan tumbuhnya 2-3 helai daun. Pada fase ini bibit sudah siap dipindahkan ke lokasi penanaman.

*Langkah persiapan lahan dan penanaman

Lahan yang akan digunakan untuk budidaya melon sebaiknya dibajak terlebih dahulu untuk menghaluskan bongkahan tanah. Kemudian bentuk bedengan dengan lebar 100-120 cm, tinggi 30-50 cm, panjang 10-15 meter dan jarak antar bedengan 50-60 cm.

Setelah pembajakan selesai, berikan pupuk dasar berupa pupuk kompos atau pupuk kandang sebanyak 15-20 ton/hektar. Tambahkan juga ZA, KCl dan SP-36 masing-masing 375 kg, 375 kg dan 250 kg untuk setiap hektarnya. Campurkan pupuk tersebut di atas bedengan dan aduk hingga merata dengan tanah bedengan. Biarkan lahan tersebut selama 2-4 hari.

Jika kadar pH tanah yang akan digunakan untuk budidaya melon kurang dari 5, berikan dolomit atau kapur pertanian sebanyak 2 ton per hektar. Campurkan dengan tanah bedengan setidaknya 2-3 hari sebelum pemupukan dasar.

Langkah selanjutnya tutup bedengan dengan plastik mulsa hitam perak. Warna hitam menghadap ke tanah dan warna perak ke bagian luar. Buat lubang tanam di atas mulsa tersebut. Dalam setiap bedengan terdapat dua baris lubang tanam dengan jarak antar baris 60 cm dan jarak antar lubang dalam satu baris 50-60 cm. Penutupan mulsa minimal harus dilakukan 2 hari sebelum penanaman.

Langkah berikutnya tanam bibit yang telah disiapkan. Satu bibit untuk setiap lubang tanam. Kemudian siram untuk agar tidak layu karena kekeringan. Penanaman sebaiknya dilakukan di sore hari saat matahari tidak terlalu terik.

*Cara perawatan budidaya melon
Pemasangan ajir

Demi menghasilkan buah yang berkualitas, tanaman ini harus ditopang dengan ajir atau tongkat dari bilah bambu. Fungsinya agar buah yang dihasilkan tidak bersentuhan dengan permukaan tanah. Selain itu agar terjadi penetrasi sinar matahari ke seluruh bagian tanaman.

Pemasangan ajir tersebut hendaknya dilakukan sebelum tanaman tumbuh besar. Biasanya sebelum umur tanaman 3 hari terhitung sejak pertama ditanam. Hal ini dimaksudkan agar ajir yang ditancapkan tidak melukai akar tanaman.

-Cara pemasangan ajir
Siapkan ajir sepanjang 1,5 meter. Tancapkan ajir tersebut pada lubang tanam secara menyerong, ujung atasnya condong ke arah dalam bedengan. Sehingga ajir-ajir tersebut saling bersilangan, membentuk huruf X. Kemudian siapkan bilah bambu yang lebih panjang dan letakkan secara horisontal diantara silangan ajir-ajir tersebut, ikat dengan tali rafia.
Penyiraman tanaman

Penyiraman yang teratur sangat diperlukan dalam budidaya melon. Penyiraman hendaknya dilakukan setiap sore hingga umur tanaman satu minggu. Selanjutnya penyiraman dilakukan setiap dua hari sekali.

Ketika musim hujan drainase harus berfungsi dengan baik. Jangan biarkan lahan tergenang air. Tanaman melon tidak menghendaki tanah yang terlalu basah.
Pemberian pupuk susulan

Pemupukan susulan ini diperlukan ketika tanaman mulai berumur satu minggu. Pupuk yang akan kita diberikan sebaiknya berbentuk cair. Pupuk padat bisa dilarutkan terlebih dahulu. Pupuk yang digunakan bisa pupuk cair organik atau pupuk kimia buatan.

Pupuk susulan dengan pupuk kimia buatan diberikan sebanyak 6 kali. Pupuk dilarutkan dalam air kemudian disiramkan pada tanaman. Dosis pemupukan 200-250 ml/tanaman.
Penyerbukan buatan

Saat musim kemarau penyerbukan dilakukan secara alami oleh serangga penyerbuk. Namun saat musim hujan datang biasanya intensitas serangga penyerbuk berkurang. Untuk mendapatkan kualitas yang baik lakukan penyerbukan buatan.

Waktu penyerbukan buatan ini dilakukan pada pagi hari yaitu sebelum pukul 10, Sebab jika terlalu siang kuncup bunga sudah agak layu atau menutup. Lakukan penyerbukan buatan pada bunga betina, terutama bunga yang ada pada cabang ke-9 hingga ke-13. Dalam satu pohon setidaknya bisa ditumbuhkan 3-4 calon buah. Kemudian diseleksi lagi, sehingga buah yang dipelihara sampai panen cukup 1-2 per pohon, tergantung ukuran buahnya. Bila ukuran buahnya besar, cukup satu per pohon.
Pemberantasan hama dan penyakit

Usaha budidaya kebun melon di daerah tropis seperti Indonesia limayan rentan dengan serangan hama dan penyakit. Hama yang biasa menyerang budidaya melon antara lain kutu daun, lalat buah, ulat daun, thrips, tungau. Sedangkan penyakit yang menyerang antara lain antraknosa, busuk buah, busuk batang dan mosaik.

-Cara memberantas hama dan penyakit

Cara untuk menghindari serangan hama dan penyakit lakukan kultur teknis seperti rotasi tanaman, pemupukan berimbang dan menjaga sanitasi kebun. Bila hama dan penyakit telah menyerang semprot dengan pestisida yang cocok. Bisa pestisida organik atau pestisida sintetis. Lakukan penyemprotan sesuai dengan dosis anjuran.

*Panen raya

Biasanya budidaya buah melon ini siap dipanen setelah berumur 3 bulan. Ciri-ciri melon siap panen untuk jenis reticalatus antara lain serat jala pada permukaan kulit tampak jelas dan kasar, permukaan kulit sekitar tangkai terlihat retak-retak, warna kulit hijau kekuningan dan sudah mengeluarkan aroma.

Buah melon sebaiknya dipetik pada tingkat kematangan 90% atau sekitar 3-7 hari sebelum matang penuh. Hal ini berguna untuk memberikan waktu lebih pada distribusi.

Pemetikan dilakukan dengan memotong tangkai buah dengan pisau atau gunting. Tangkai dipotong seperti huruf  T, jadi bagian yang dipotong adalah yang mengarah pada daun bukan pada buah. Pemanenan sebaiknya pada pagi hari sekitar pukul 8-11 dan dilakukan secara bertahap. Pilih buah yang benar-benar telah siap dipanen.

Panduan lengkap budidaya pisang agar menghasilkan buah berkualitas tinggi

 
Panduan lengkap budidaya pisang agar menghasilkan buah berkualitas tinggi


Panduan lengkap budidaya pisang agar menghasilkan buah berkualitas tinggi

Siapa yang tidak kenal dengan buah pisang, buah yang melegenda dinegeri tercinta bahkan dunia. Biasanya tanaman buah ini biasa tumbuh dipekarangan rumah sehingga terkadang orang memandangnya sebelah mata. Siapa sangka dengan pembudidayaan yang benar, pisang ternyata memiliki nilai rupiah yang tinggi. 

Dinegara-negara lain, ternyata pisang dibudidayakan dengan sekala kebun lo. Mereka tidak hanya mendistribusikanya dalam sekala lokal tetapi juga ekspor. Tentunya semua itu dengan penerapan teknologi pertanian yang maju. Mari kita  langsung to the point pada tema kali ini.

*Persyaratan Tumbuh


Pada dasarnya buah pisang dapat tumbuh di daerah tropis maupun sub tropis baik di dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian tidak lebih dari 1.600 m dpl. Suhu optimum untuk pertumbuhan adalah 27 derajat C, dan suhu maksimumnya 38 derajat C, dengan tingkat keasaman tanah (pH) 4,5-7,5. Curah hujan nerkisar 2000-2500 mm/tahun atau paling tidak 100 mm/bulan. Apabila suatu daerah mempunyai bulan kering berturut-turut melebihi 3 bulan maka tanaman pisang memerlukan tambahan pengairan agar dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik.

*Pembibitan

Salah satu unsur penting yang menentukan kesuksesan budidaya pisang adalah ketersediaan benih bermutu serta bibit yang bebas hama dan sehat. Selain itu harus cukup dalam jumlah dan jenis pisang seperti yang diinginkan.

Cara untuk menyediakan bibit pisang bermutu adalah dengan memanfaatkan rumpun pisang sehat. Bibit bisa kita diperoleh dari tunas, anakan, bonggol dan bit yang diperbanyak secara tradisional maupun kultur jaringan.

Perbanyakan bibit pisang dengan teknologi "kultur jaringan" hanya bisa dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar sebab memerlukan biaya investasi awal yang lumayan mahal. Solusinya kita bisa melakukan pembibitan secara traditional tapi dengan ulet dan sabar.

*Perbanyakan dengan anakan

Bibit pisang yang berasal dari pemisahan anakan / tunas dari si induk pohon untuk langsung ditanam di kebun.
  • Bahan yang terbaik yang digunakan sebagai bibit adalah anakan pedang (41-100 cm tinggi), daunya berbentuk pedang dengan ujung runcing. 
  • Bibit tersebut harus segera ditanam setelah dipisahkan dari induk pohon. Jika pada saat menanamnya kekurangan air dalam waktu yang lama, bibit akan layu dan mati. 
  • Untuk menghindari kejadian tersebut, sebelum menanam, anakan dipotong 5 cm diatas leher bonggol dan cara menanamnya ditimbun 5 cm dibawah permukaan tanah.

* Cara perbanyakan dari bit anakan/mini bit

Bahan yang digunakan adalah anakan pisang yang berdiameter 7-12 cm atau tingginya 40-150 cm (anakan pedang sampai anakan dewasa).

Cara membuatnya adalah sebagai berikut:

  • Pemisahan anakan dari rumpun dilakukan dengan hati-hati menggunakan linggis / pacul, sehingga kondisinya masih utuh punuk.
  • Umbi dibersihkan dari akar dan tanah yang menempel, lalu potong 1 cm di atas punuk leher. 
  • Lalu rendam dalam air hangat dengan suhu ± 55 ° C dan fungisida yang telah dicampur didalamnya, dengan dosis 2 g / l air selama 15 menit dan kemudian dikeringkan. Untuk menghindari hama pada saat perendaman juga dapat disertai dengan pemberian insektisida yang sesuai dosis yang dianjurkan. 
  • Untuk merangsang munculnya tunas, umbi-umbian tunas di bibit di bedengan, diatur dalam baris dengan bagian titik tumbuh masih mengarah ke atas, masing-masing tunggul jarak antara 5 cm dan kemudian ditimbun dengan campuran tanah, pasir dan pupuk kandang ± 5 cm. Penimbunan dilakukan selama 3-5 minggu atau sampai tunas tumbuh. Selama penimbunan perlu dijaga lembab oleh air setiap hari secukupnya, terutama ketika tidak ada hujan.
  • Ketika tunas telah tumbuh dan memiliki 1-2 daun, umbi dipisahkan dari tumpukan, kemudian dipotong memanjang ke arah permukaan atas tunggul. Ketika punuk terlalu besar ia dapat dikurangi dengan menipiskan potongan kiri dan kanan tunas.
  • Hasil Tunas belahan (bit) disemai dalam polybag ukuran 20 cm x 30 cm yang berisi media tanam kemudian ditempatkan di bawah naungan / teduh.
  • Setelah 1 bulan usia, bibit dipindahkan ke tempat terbuka dan siap ditanam ke lapangan ketika biji sudah berusia 2 bulan.
  • Lakukan penyiraman secara rutin untuk menjaga kelembaban tanah. Pemupukan dilakukan 2 minggu menggunakan Urea 2 gr / lt air oleh dikocor.
*Cara mengangkat bonggol yang sudah siap ditanam
  • Bonggol pisang yang akan dijadikan bibit diangkat dari tanah dengan hati-hati agar mata tunas tidak rusak. Kemudian dibersihkan dari akar dan tanah yang menempel.
  • Bonggol kemudian dipotong dengan ukuran 10 cm x 10 cm menurut jumlah mata tunas. Kemudian direndam dalam air hangat dengan suhu 55°C yang telah dicampur fungisida dengan dosis 2 gr/lt air selama 15 menit kemudian ditiriskan.
  • Setelah bibit ditiriskan kemudian ditanam di polybag ukuran 20 cm x 30 cm yang berisi media tanah dan pupuk kandang 1 : 1. Setelah ditanam, benih diletakkan pada tempat teduh/naungan selama 1 bulan dan pada bulan kedua diletakkan ditempat terbuka.
  • Dilakukan perawatan dengan penyiraman untuk menjaga kelembaban tanah. Pemupukan dapat diberikan melalui pengocoran larutan pupuk urea dengan konsentrasi 2 gr/lt air setiap 2 minggu.
  • Bibit ditanam di kebun pada umur 3-4 bulan setelah semai.
*Persiapan lahan

Pertama, lahan dibersihkan dari sisa tanaman, kemudian siapkan lubang tanam ukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm sekitar 2 minggu – 1 bulan sebelum penanaman agar bibit yang ditanam dapat tumbuh dengan cepat. Tanah lapisan atas dipisah dengan tanah lapisan bawah. Penutupan lubang tanam dilakukan dengan memasukkan tanah lapisan bawah terlebih dahulu.

*Waktu penanaman

Menanam pisang sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan agar terhindar dari kekeringan pada awal pertumbuhan, saat masuk musim kemarau buah sudah siap dipanen.
Idealnya untuk mendapatkan produksi dan kualitas buah yang baik, penanaman pisang dilakukan 2 tahap (setahun 2 kali) dengan selisih penanaman 6 bulan. Penanaman pertama menggunakan jarak tanam lebar (misalnya 4 m x 4 m), kemudian penanaman tahap kedua dilakukan diantara jarak tanam yang telah ditanam. 

*Penanaman


Jarak penanaman sesuai dengan jenis pisang. Untuk jenis pisang Mas dan Barangan jarak tanam keduanya adalah  2 m x 2 m. Untuk jenis pisang Ambon, Cavendish, Raja Sereh, dan Raja Nangka 3 m x 3 m, pisang Kepok dan Tanduk 3 m x 3 m atau 3 m x 3,5 m. Pemberian pupuk kandang pada lubang tanam dilakukan 1-2 minggu sebelum tanam.

*Pemupukan tanaman

Sebelum melakukan penanaman, lobang tanah diberi pupuk kandang 10 kg/lobang lalu dibiarkan 1-2 minggu. Adapun pupuk anorganik yang diberikan adalah 350 kg Urea + 150 kg SP- 36, dan 150 kg KCL per ha/tahun atau 0,233 kg Urea, 0,10 kg SP-36 dan 0,10 kg KCl per tanaman.

Tanaman yang baru ditanam diberi 3 kali yaitu saat tanam dan sisanya dibagi dua umur 3 bulan dan umur 6 bulan. Pupuk diletakkan pada alur dangkal berjarak 60-70 cm dari tanaman dan ditutup tanah. Sedangkan untuk tanaman umur 1 tahun atau lebih pupuk diberikan 2 kali yaitu awal musim hujan dan menjelang akhir musim hujan.

*Pemberian Antagonis

Dalam rangka pencegahan akan serangan penyakit layu, terutama disebabkan oleh jamur Fusarium, tanaman pisang dapat diberikan agen biologis seperti Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. Caranya, agen biologi 250 g (misalnya gliokompos) dicampur dengan 25 kg dengan pupuk kandang mentah, aduk sampai merata. Dibiarkan selama 10-15 hari diudara terbuka dan diaduk setiap 3 hari sehingga udara dapat masuk ke bagian dalam tumpukan kompos. Untuk pengembangan lebih lanjut, campuran yang telah dibuat dapat dicampur lagi dengan pupuk kandang sebanyak 500 kg dan dibiarkan selama 2 minggu – 1 bulan ditempat teduh dalam keadaan lembab.

*Pemangkasan daun kering


Tujuan pemangkasan daun kering ditujukan untuk pencegahan penularan penyakit, mencegah daun tua tertutup anakan dan melindungi buah dari goresan daun. Saat pengembangan setidaknya ada 6-8 daun sehat untuk pengembangan buah maksimum.


*Penyiangan tanaman

Untuk pengendalian gulma secara mekanis terutama dilakukan pada saat tanaman berumur 1-5 bulan, terutama 3 bulan pertama harus dilakukan secara intensif. Setelah tanaman 5-bulan-tua pengendalian dapat dukurangi karena kanopi tanaman dapat menekan pertumbuhan gulma.

Pada saat ini pengendalian gulma dapat dilakukan dengan herbisida karena tanaman ini cukup tinggi sehingga daun tanaman tidak terkena herbisida. Penyiangan dilakukan dengan selang waktu 2-3 bulan. Pada daerah yang pernah terserang penyakit layu Panama dan penyakit darah, penyiangan dianjurkan untuk menggunakan herbisida dan tidak dianjurkan untuk menggunakan cangkul atau koret untuk mencegah penularan penyakit akibat kontak dengan alat.

*Penjarangan Anakan

Penjarangan anakan bertujuan untuk mengurangi jumlah anakan, menjaga jarak tanam dan menjaga agar produksi tidak menurun. Penjarangan anakan dilakukan dengan memelihara 1 tanaman induk (umur 9 bulan), 1 anakan (umur 7 bulan), dan 1 anakan muda (umur 3 bulan), dilakukan rutin setiap 6-8 minggu. Anakan yang dipilih atau disisakan adalah anakan yang terletak pada tempat yang terbuka dan yang terletak diseberangnya.

*Perawatan Tandan

Membersihkan daun di sekitar tandan daun terutama daun yang kering. Selain itu membuang buah pisang yang tidak sempurna yang biasanya pada 1-2 sisir terakhir, dan diikuti oleh pemotongan bunga jantan sehingga buah dalam tandan di atas itu dapat tumbuh dengan baik.

Kemudian buah pisang dibungkus / dikerodong dengan kantong plastik ukuran 1 mx 45 cm. Hal ini dilakukan untuk melindungi buah dari kerusakan oleh serangga atau gesekan daun. Setelah dibungkus, tandan yang memiliki konsepsi yang sama dapat diberi tanda misalnya, dengan tali dengan warna yang sama. Hal ini dilakukan untuk menentukan waktu panen yang tepat sehingga umur dan ukuran buah seragam. 
Agar tanaman tidak runtuh sebelum buah dipanen ia dapat di sangga dengan bambu atau dengan mengikat tandan dasar dengan kabel atau tali yang dibuat antara baris tanaman pisang.

*Panen raya

Buah pisang yang akan dipanen disesuaikan dengan tujuannya. Untuk tujuan konsumsi lokal atau keluarga, panen dilakukan setelah buah tua atau bahkan sudah ada yang masak di pohon. Sedangkan untuk ekspor, pisang dipanen tidak terlalu tua (derajat ketuaan 75-85%), tetapi sudah masak fisiologis (kadar patinya sudah maksimum). Pada keadaan ini kualitas buah cukup baik dan mempunyai daya simpan cukup lama.

Waktu panen buah pisang dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan menghitung jumlah hari dari bunga mekar sampai siap dipanen atau dengan melihat bentuk buah. 
Buah yang tua biasanya sudut buah tumpul dan membulat, daun bendera mulai mengering, bekas putik bunga mudah patah.

Cara budidaya perkebunan kelengkeng dengan benar agar membuahkan hasil yang berkualitas

 
Cara budidaya perkebunan kelengkeng dengan baik dan benar agar membuahkan hasil yang berkualitas
Di negara dengan curah hujan dan suhu udara yang baik seperti Indonesia, buah ajaib ini bisa tumbuh dengan baik

Siapa yang tidak tahu buah yang satu ini. Buah ini banyak tumbuh di pedesaan, Paman saya bahkan menanam buah ini sebagai hiasan sekaligus tempat berteduh di depan rumah beliau. Betapa banyaknya manfaat buah ini bahkan dengan penggunaan teknologi pertanian yang baik, buah ini bisa kita panen dengan hasil berlipat-lipat. Seorang mantan pegawai negeri dari Magelang misalnya, beliau memutuskan pensiun dari pekerjaanya dan membina perkebunan kelengkeng, kini beliau bisa meraup ratusan juta rupiah perbulanya.  

Selain buahnya yang sangat manis dan enak buah ini juga bernilai rupiah yang sangat tinggi. Saat ini harga rata-rata buah kelengkeng tembus Rp. 30 ribu per-kilo gram suatu harga yang sangat fantastis untuk pasar dalam negeri. Harga tersebut bisa berlipat-lipat lagi jika kita bisa menembus pasar ekspor. Pastinya anda semakin penasaran dengan buah ini. Mari kita belajar bagaimana cara penanaman buah ini dengan baik agar menghasilkan buah yang banyak.

Syarat agar  buah kelengkeng tumbuh sempurna

-Tanah atau ladang yang gembur, dengan lapisan tanah yang tebal dan dapat mengikat air dengan baik.
-Jenis tanah yang dapat yang sesuai untuk pertumbuhan  lengkeng antara lain jenis andosol, vertisol, latosol, atau  tanah laterit.
-Tanaman lengkeng menghendaki pH sekitar 5,5-6,5.
-Curah hujan antara 2500-3000 mm per tahun dengan penyebaran merata sepanjang tahun.
-Sinar matahari penuh.
-Suhu optimum untuk pertumbuhan lengkeng berkisar 20-33oC dengan kelembaban udara relatif 65-90%.

Varietas Klengkeng


Di dataran tinggi varietas lengkeng yang banyak dikembangkan adalah :
-Lengkeng Kopyor dan Lengkeng Batu,
Sedangkan di dataran rendah yang dikembangkan adalah Pingpong, 
-Diamond River dan Itoh.
Kelebihan varietas ini adalah daya adaptasi yang luas dan umurnya yang genjah, dari cangkokan atau sambung pucuk dapat berbuah pada umur 8-12 bulan sedangkan dari biji dapat berbuah pada umur 2-3 tahun.

Teknik Penanaman Klengkeng

-Penanaman

Penanaman lengkeng dilakukan menjelang musim hujan. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 60x60x60 atau 100x100x60 cm, tergantung besar kecilnya bibit yang akan ditanam. Jarak tanam minimal 6 x 6 m.

-Pemupukan

Pupuk buatan yang diberikan sebanyak 100-300 g urea, 300-800 g TSP (400- 1000 kg SP-36), dan l00-300 g KCl untuk setiap tanaman. Pupuk diberikan tiga kali dalam selang tiga bulan.

-Penyiraman

Saat baru ditanam, tanaman lengkeng memerlukan penyiraman yang teratur 2 kali sehari. Selanjutnya penyiraman dilakukan dengan melihat kondisi tanaman dan lingkungan pertanaman.

-Pemangkasan

a. Pangkas Bentuk

Pelaksanaan bentuk pemangkasan dimulai saat tanaman masih muda dan pokok batang baru mencapai ketinggian 160-225 cm. Pemangkasan dilakukan pada batang uama dengan ketinggian 150-175 cm dari permukaan tanah dan dilakukan pada awal musim hujan.

Pada awal musim hujan berikutnya, cabang sebelumnya yang terpilih dipangkas lagi sampai tersisa 30-40 cm, atau kira-kira 2/3 panjang cabang. Pelaksanaan pemangkasan ini dilakukan tiga kali. Pada saat pemangkasan ketiga, dua cabang yang dibiarkan tumbuh.

b. Pangkas Pemeliharaan

Pemangkasan tanaman yang belum berbuah harus dilakukan pada awal musim hujan. Dua minggu sebelum pemangkasan, dilakukan pemupukan agar pertumbuhan tanaman baik. Bagian yang dipangkas adalah cabang-cabang air yang tumbuh liar, rusak atau sakit, tumbuh bersinggungan dengan cabang lain, tumbuh membalik ke arah dalam, dan tumbuh ke arah bawah.

c. Pangkas Peremajaan

Pangkas peremajaan dilakukan pada tanaman yang sudah tua dimana cabang atau rantingnya tidak subur, tidak segar, dan produksinya sudah sangat menurun. Pemangkasan peremajaan ini dilakukan pada awal musim hujan dan dua minggu sebelumnya dilakukan pemupukan. Pemangkasan ini dilakukan sampai pada ujung cabang sekunder. Pemangkasan pere-majaan hanya bisa dilakukan sekali saja karena jika lebih dari sekali, dapat menurunkan hasil.

Merupakan hama penting dalam budidaya lengkeng adalah stink bug (Tessaratoma javanica) yang dapat merusak bunga selama berbunga. Kumbang dewasa berada di panikel bunga, buah muda, dan berkembang akhir di atas lengkeng batang. Pengendalian dengan membuang telur dan penggunaan insektisida-han Berba azodrine aktif dengan melarutkan 10-20g / 20 l air. Predator alami stink bug adalah Anastatua sp., Micropanurus sp. dan Eupelmid sp.

Hama lain yang ditemukan di dalam budidaya lengkeng termasuk Erinosa tungau, timbangan, lalat buah, kutu daun, penggerek batang, daun-makan ulat, cacing, bunga, bug bertepung, buah bercak bug, kumbang gajah dan buah menusuk ngengat dan tikus.

Musim panen raya

Musim panen lengkeng adalah bulan Januari-Februari dengan produksi 300-600 kg per pohon. Kengkeng termasuk buah-buahan non-klimakterik dan harus dipanen matang di pohon karena tidak bisa diperam. Pemanenan dilakukan dengan alat pemotong tangkai seperti gunting atau pisau. Tanda-tanda buah matang adalah warna kulit buah menjadi coklat gelap, halus, licin dan mengeluarkan aroma.

Pageviews

Followers