Sunday, 1 May 2016

Industri minyak kelapa menjadi potensi utama di kabupaten Banyumas diikuti cengkeh dan kakao

 

Industri minyak kelapa menjadi potensi wira usaha tani utama di kabupaten Banyumas diikuti Cengkeh, Jambu mete, Kakao dan hasil bumi lainya. 
Industri minyak kelapa menjadi potensi wira usaha tani utama di kabupaten Banyumas diikuti Cengkeh

Kelapa tumbuh subur di Indonesia, dengan pemanfaatan teknologi yang optimal buah ini bisa diolah menjadi produk berdaya jual tinggi

Kabupaten Banyumas adalah salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah yang berada di kaki Gunung Slamet. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Tegal dan Pemalang di sebelah utara, Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen di sebelah timur, Kabupaten Cilacap di sebelah selatan, serta Kabupaten Cilacap dan Brebes di sebelah barat. Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk di Kabupaten Banyumas berjumlah 1.554.527 jiwa yang terdiri 778.197 laki-laki dan 776.330 perempuan.
Kabupaten Banyumas memiliki luas lahan 132.758 hektare dan sekitar 32.307 hektare atau sekitar 24,27 persen-nya di antaranya merupakan lahan pesawahan. Dari luas lahan sawah tersebut, 10.448 hektare di antaranya merupakan sawah dengan pengairan teknis.

Kita patut bersyukur kepada Allah Swt. sebab dilimpahi tanah yang sangat subur. Kesuburan tanah Banyumas yang baik, menyediakan cukup hara bagi tanaman agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Dari berbagai jenis tanaman lahan kering, Banyumas baru mengembangkan 14 jenis tanaman, diantaranya adalah Casiavera, Cengkeh, Jambu mete, Kakao, Kapuk, Karet, Kelapa, Kenanga, Kopi, Lada, Pala, Panili, Pinang dan Teh. Produk-produk tersebut tersebar hampir di seluruh kecamatan. Hal ini membuktikan bahwa kabupaten Banyumas adalah salah satu sentra pertanian di Jawa Tengah yang besar.

Selain hal diatas, kabupaten Banyumas juga salah satu penghasil gula kelapa terbesar di Indonesia. Setiap tahun 44.000 ton gula dihasilkan dari 4.677 hektar kebun kelapa dengan 34.317 uni pengolahan. Unit-unit pengolahan ini terdapat di dapur-dapur petani yang tersebar di 22 kecamatan dari 27 kecamata di seluruh Banyumas. Gula kelapa di Banyumas menopang hidup banyak orang, tercatat 32.570 orang penduduk berprofesi sebagai penderes, diluar angka itu ada 90.241 orang menggantungkan hidup dari pengolahan gula kelapa. Profil ini sedikit banyak menunjukkan bahwa pertanian lahan kering Banyumas adalah potensi pertanian yang sangat besar.

Pusat pemerintahan kabupaten Banyumas berada di Kota Purwokerto, kota tersebut berada di jalur transportasi yang sangat strategis karena selain dilalui jalur selatan Jawa Tengah yang menghubungkan Yogyakarta-Bandung, dan juga dilalui jalan penghubung antara jalur selatan dengan jalur pantai utara (dikenal dengan nama pantura Jateng) serta jalur tengah Jateng antara Secang-Banyumas. Selain itu, Purwokerto juga berada di perlintasan jalur kereta api antara Yogyakarta-Jakarta dan termasuk dalam wilayah kerja PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 5 Purwokerto.

Posisi tersebut menjadikan Purwokerto dikenal sebagai kota jasa dan termasuk salah satu sudut Segitiga Emas Jateng di samping Semarang dan Solo (Semarang-Solo-Purwokerto). Sektor jasa yang terselenggara di Purwokerto, antara lain pendidikan dan perdagangan/perhotelan/restoran. Hal ini terlihat dengan adanya berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta seperti Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Purwokerto, dan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).

Selain itu, berbagai hotel berbintang jaringan nasional pun bermunculan di Purwokerto seperti Hotel Aston, Hotel Horison, dan Hotel Santika. Bahkan, sejumlah jaringan pusat perbelanjaan yang tersebar di beberapa kota Jateng juga berpusat di Purwokerto seperti Rita dan Moro.

Meskipun sektor jasa dan perdagangan / hotel / restoran berkembang pesat di Purwokerto, sektor pertanian tetap memberikan peran dominan dalam perekonomian Kabupaten Banyumas. Kontribusi sektor ini bagi PDRB Kabupaten Banyumas sebesar 19,83 persen, disusul sektor jasa sebesar 17,40 persen, industri pengolahan 15,85 persen, dan perdagangan/hotel/restoran 15,46 persen.

No comments:
TULIS comments

Pageviews

Followers