Sunday 1 May 2016

Kacang tanah menjadi potensi pertanian utama di kabupaten Pati disusul ketela pohon

Kacang tanah menjadi potensi pertanian utama di kabupaten Pati disusul ketela pohon, kopi dan kelapa kopyor

kesuburan tanah kabupaten Pati menjadikanya salah satu sentra pertanian di Jateng

Kabupaten Pati merupakan bagian dari provinsi Jawa Tengah terletak di pesisir pantai utara bagian timur. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan kabupaten Rembang di sebelah timur, kabupaten Jepara di sebelah utara dan kabupaten Kudus di sebelah barat. Jika anda bepergian ke Jawa Timur dari arah Jakarta anda akan melewati kabupaten ini. Kabupaten ini tidak hanya menjadi sentra pertanian tetapi juga industri makanan dan pelabuhan ikan.

Dari asal katanya saja kabupaten Pati menujukkan bahwa ia adalah daerah penghasil tepung pati sekaligus menjadi indikasi daerah yang memiliki potensi di bidang pertanian. Daerah yang memiliki slogan Pati Bumi Mina Tani ini tidak hanya dikenal sebagai penghasil tepung pati, bahkan kelapa kopyor asal Pati juga cukup dikenal di Tanah Air. Wilayah Kabupaten Pati juga tergolong strategis, karena berada di wilayah Jalur Pantura yang menjadi perlintasan antar provinsi Jateng dengan Jawa timur (Jakarta-Surabaya). Kepadatan arus lalu lintasnya hampir terjadi setiap saat, maklum kendaraan bersumbu sering kali melintas dari arah Jakarta-Semarang maupun Surabaya. Untuk mengurai kemacetan di dalam kota, saat ini tersedia Jalur Lingkar Pati yang disediakan untuk truk bersumbu agar tidak memadati arus lalu lintas di dalam Kota Pati.

Dari segi ekonomi, Kabupaten Pati tidak hanya digerakkan oleh sektor pertanian skala mikro dan kecil, sebab keberadaan industri besar di bidang pengolahan makanan juga turut andil dalam memutar roda perekonomian di sektor pertanian, khususnya tanaman kacang tanah. Kedua industri yang turut mengangkat nama Kabupaten Pati tersebut, yakni PT Kacang Garuda dan PT Kacang Dua Kelinci yang sama-sama bergerak di bidang industri pengolahan makanan dengan produk utamanya kacang kering.

Luas areal lahan tanaman kacang di Kabupaten Pati sekitar 4.400 hektar dengan produktivitas 11,51 kuintal per hektar, sedangkan total produksinya mencapai 5.266 ton kacang kering. Sentra tanaman kacang tanah, tersebar di delapan kecamatan, yakni Kecamatan Gunungwungkal, Kecamatan Tayu, Kecamatan Tlogowungu, Kecamatan Gembong, Kecamatan Cluwak, Kecamatan Margorejo, Kecamatan Tambakromo, dan Kecamatan Pati. Untuk komoditas kacang tanah ini, Kecamatan Gunungwungkal merupakan penghasil terbanyak sekitar 995 ton. Meski demikian, suplai kacang yang ada di kabupaten ini belum mampu memenuhi kebutuhan dua perusahaan pengolah kacang tanah tersebut, mengingat insutri pengolahan kacang tanah skala kecil juga cukup banyak.

Selain kacang tanah, Kabupaten Pati juga memiliki hasil pertanian yang layak diperhitungkan, yakni ketela pohon karena menjadi pemasok ratusan industri tepung tapioka di kabupaten ini. Sentra industri tepung terbesar di kabupaten ini, yakni di Kecamatan Margoyoso. Luas lahan yang biasa ditanami ketela pohon sekitar 18.259 hektar dengan tingkat produktivitas 217,70 kuintal per hektar, dengan total produksi basah dengan kulitnya 397.498 ton. Daerah terbanyak yang menanam tanaman ketela pohon, yakni Kecamatan Margoyoso, Kecamatan Cluwak, Kecamatan Gembong, Kecamatan Tlogowungu, Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Margorejo, dan Kecamatan Tayu.

Kabupaten Pati juga memiliki komoditas kelapa kopyor yang mengangkat Kabupaten Pati cukup dikenal di Tanah Air sebagai penghasil kelapa kopyor terbesar. Tercatat, luas areal yang ditanami kelapa kopyor mencapai 222,50 hektar dengan total produksi mencapai 298.279 butir. Luas areal tanaman kelapa biasa mencapai 6.453 hektar dengan total produksi mencapai 21,26 juta butir. Daerah penghasil kelapa kopyor tersebut, tersebar di semua wilayah kecamatan di Kabupaten Pati. Jumlah terbesar, yakni Kecamatan Dukuhseti, Kecamatan Gembong, Kecamatan Tayu, Kecamatan Cluwak, Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Margoyoso, Kecamatan Tlogowungu, dan Kecamatan Winong.

Banyak daerah di Tanah Air yang mencoba mengembangkan komoditas kelapa kopyor tersebut sehingga persaingan kelapa kopyor di pasaran juga semakin ketat.

Kopi juga tumbuh dengan baik di kabupaten ini, mengingat luas lahan tanaman kopi milik rakyat saja mencapai 1.652,95 hektar dengan tingkat produksi mencapai 478.058 kilogram biji kopi kering, sedangkan milik PTP IX seluas 440 hektar dengan total produksi sekitar 127.160 kilogram biji kopi kering. Industri lain yang juga mendukung roda perekonomian Kota Mina Tani ini, yakni hadirnya Pabrik Gula Trangkil dan PG Pakis sebagai indikasi daerah ini juga penghasil tanaman tebu.

Dari 21 kecamatan di Kabupaten Pati hanya dua kecamatan yang tidak termasuk sebagai penghasil tebu, yakni Kecamatan Cluwak, dan Kecamatan Gunungwungkal, sedangkan 19 kecamatan lainnya memiliki tanaman tebu.
Sektor laut juga turut mendukung roda perkonomian karena Kabupaten Pati, karena di daerah ini juga tersedia tempat pelelangan ikan dan pemilik kapal berukuran besar juga cukup banyak serta terdapat sejumlah perusahaan berskala menengah dan kecil di bidang pengolahan ikan pindang.

Selain dikenal dengan potensi alamnya yang cukup melimpah, Pati juga memiliki potensi di bidang wisata religi maupun alamnya yang cukup eksotik dan menantang. Jika anda ingin merasakan nuansa wisata religi bisa berkunjung langsung ke Makam Syeh Akhmad Muttamakkin yang terletak di Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso yang terkenal sebagai kampung pesantren. Anda akan mendengarkan alunan nada ayat Al Quran maupun doa yang dipanjatkan para peziarah dengan kidmatnya. Belum puas dengan wisata religi di satu tempat, anda masih bisa merasakan nuansa keagamaan lainnya ketika mengunjungi Makam Saridin (Syeh Jangkung) di Desa Landoh, Kecamatan Kayen yang berjarak sekitar 17 kilometer dari Kota Pati menuju Kabupaten Purwodadi.

Untuk mencapai lokasi, pengunjung harus melewati jalan perkampungan yang sudah beraspal. Setiap hari Jumat, makam tersebut dipadati pengunjung dari sejumlah daerah di Tanah Air, seperti dari Jateng, Jatim, Jabar, dan Sumatera. Bahkan, ada pengunjung yang berasal dari Malaysia dan Sungapura. Upacara khaul (hari lahir) dilaksanakan setiap tanggal 14 dan 15 bulan Rajab yang dimulai dengan upacara ganti kelambu, pengajian, dan pasar malam.

Tak jauh dari objek wisata religi tersebut, anda juga bisa menikmati pemandangan alam berupa Gua Pancur yang terletak di Desa Jimbaran, Kecamatan Kayen, jarak tempuh dari Kota Pati sekitar 20 kilometer dengan kondisi jalan sudah beraspal hingga ke tujuan, sedangkan jarak dari makam tidak terlalu jauh.
Gua ini memiliki panjang lubang 736 meter, dengan panorama yang menarik karena dipenuhi stalaktit dan stalakmit yang sangat indah. Di dalam gua terdapat sumber air yang memiliki debit air sekitar 40 liter per detik dan biasa digunakan untuk mandi. Untuk memberikan kenyamanan kepada para pengunjung, Pemkab Pati berencana menambah fasilitas lain, seperti tempat santai, warung makan, dan aneka permainan dengan parkir yang cukup luas.

Belum puas dengan panorama gua, masih ada beberapa objek wisata seperti Sendang Tirta , Pintu Gerbang, Gunungrowo Indah yang merupakan pemandangan alam berupa rawa serta gunung dan lembah yang hijau yang ditanami tanaman kopi, cengkih, buah-buahan, dan tanaman pertanian lainnya. Selain itu, pehobi mancing juga bisa memanfaatkan objek wisata Waduk Seloromo yang terletak di Desa Gembong atau Desa Wisata Perikanan air tawar yang ada di Desa Talun dengan luas areal tambak saat ini mencapai 276 hektare, serta panorama pegunungan Kebun Jollong yang terletak di sisi timur Pegunungan Muria pada ketinggian 800 meter dari permukaan air laut, tepatnya di Desa Jollong, Kecamatan Gembong.

Jika anda bersedia menerima tantangan, masih ada objek wisata Air Tterjun Sewu dan Air Terjun Sepletus yang jarak tempuhnya dari Kota Pati mencapai 27 kilometer yang terletak di Desa Jrahi, Kecamatan Gunungwungkal.

Anda yang berkeinginan menikmati pemandangan laut, bisa berkunjung ke Pantai Banyutowo di Desa Banyutowo, Kecamatan Dukuhseti dengan jarak tempuh dari Kota Pati sekitar 36 kilometer atau cukup datang ke Pantai Juwana yang akan disuguhi pemandangan kapal berbagai ukuran dan aktivitas para nelayan.

Setelah lelah berkunjung ke sejumlah objek wisata, anda bisa menikmati sajian kelapa kopyor khas Pati yang dijajakan di berbagai rumah makan maupun kedai khusus untuk menjual kelapa kopyor di tepi jalan. Anda juga bisa menikmati kuliner khas Pati, seperti nasi gandul yang memiliki cita rasa kuat, yang terletak pada kuah jeroan daging sapinya, sedangkan lauk kikil ataupun lidah hanya sebagai pelengkap dan pemanis saja. Kuah jeroan daging sapi ini dibuat dari sejumlah rempah-rempah dan segala macam bumbu dengan komposisi tertentu akan menghasilkan cita rasa yang nikmat.

Pengunjung juga bisa menikmati sajian khas kuliner pati lainnya, seperti soto kemiri yang memiliki keistimewaan dibanding soto pada umumnya, yakni terletak pada bumbu yang diberikan. Untuk memberikan rasa yang khas, soto kemiri disajikan dengan daging ayam muda, sedangkan penyaajiannya dilakukan dengan cara dikocok antara kuah soto dicampur dengan nasi, kemudian dikocok lalu di tambah sedikit nasi dan diberi kuah lagi hingga empat kali secara berturut-turut.

1 comment:
TULIS comments

Pageviews

Followers