Monday 2 May 2016

Potensi pertanian Wonosobo adalah kentang, teh, padi dan berbagai macam buah-buahan dan polowijo

 

Potensi pertanian Wonosobo adalah kentang, teh, padi dan berbagai macam buah-buahan, sayuran dan polowijo

Potensi pertanian Wonosobo adalah kentang, teh, padi dan berbagai macam buah-buahan dan polowijo
Dengan sentuhan teknologi pertanian yang moderen kentang Wonosobo bisa menjadi salah satu produk unggulan Indonesia. PR besar buat republik ini

Kabupaten Wonosobo merupakan salah satu  kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang beribu kotakan kota Wonosobo. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang disisi timur, Kabupaten Purworejo disebelah selatan, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banjarnegara disebelah barat, dan Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal disisi utara. 

Secara geografis Kabupaten Wonosobo merupakan wilayah pegunungan dengan ketinggian areal antara 250 meter hingga 2.250 meter di atas permukaan air laut. Suhu udara rata-rata pada siang hari 24-30ºC dan pada malam harinya turun menjadi 20ºC, ketika masuk bulan Juli sampai Agustus turun menjadi 12-15ºC pada malam hari dan 15-20ºC di siang hari. Wonosobo memiliki kondisi tanah  yang sangat subur dan memiliki curah hujan rata-rata 3.400mm dalam 196 hari pertahun-nya, sehingga  sangat baik untuk pengembangan pertanian.

Ada tiga jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Wonosobo yaitu Tanah Andosol (25%), Tanah Regosol (40%), dan Tanah Podsonik (35%), selain itu kemiringan tanah antara 15-40% meliputi 54.641 ha atau 56,37% tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Wonosobo. Dengan letak dan kondisi geografis tersebut, Kabupaten Wonosobo memiliki potensi sumberdaya alam terutama di sektor pertanian.

Sektor pertanian menjadi sektor utama dalam potensi perekonomian Wonosobo, dalam 4 tahun terakhir ini sektor tersebut telah menyumbang rata-rata pertahun 48,96% dari PDRB. Hal tersebut disebabkan, karena sebagian masyarakat Wonosobo bergerak dalam bidang pertanian. Di urutan kedua diduduki oleh sektor industri pengolahan dengan kontribusi rata-rata 11,12%, di sektor ini membuat lapangan usaha pada tiap tahunnya semakin meningkat lantaran masyarakat Wonosobo telah mulai menggeluti bidang tersebut. Di posisi terakhir, lapangan usaha penyumbang terkecil adalah dari sektor pertambangan dan penggalian, rata-rata dalam 4 tahun terakhir sebesar 0,72% saja, kondisi ini disebabkan karena sektor tersebut belum tergarap secara maksimal.

Dalam  sektor pertanian, Wonosobo mempunyai komoditas utama antara lain Padi, Teh, Tembakau, Kopi serta berbagai jenis sayuran dan tanaman hortikultura. Wilayah yang memiliki suhu udara antara 14,3-26,5ºC diketahui sangat baik untuk pengembangan budidaya jamur, carica, pepaya, asparagus dan beberapa jenis kayu sebagai komoditi ekspor non migas. Selain itu juga ada beberapa jenis tanaman khas Wonosobo seperti Purwaceng, Gondorukem dan kayu putih.

Disamping itu, produksi pertanian mengalami peningkatan khususnya pada komoditas buah-buahan, palawija dan padi, namun pada komoditi sayur-sayuran mengalami penurunan disebabkan nilai jualnya yang tidak menentu yang membuat para petani merasa rugi.

Produk pertanian unggulan di kabupaten Wonosobo yang selama ini dihasilkan para petani, antara lain kentang di Kecamatan Kejajar dan Garung dengan produksi sekitar 500 ribu kuintal per tahun, kubis/kol dan sayuran lain seperti sawi, daun bawang/uncang, bawang putih serta buah-buahan seperti salak, nanas, duku, dan carica.

Selain itu Wonosobo juga cocok untuk budidaya berbagai jenis bunga potong. Diantara hasil unggulan yang berhasil merambah pasar internasional adalah pabrik teh milik BUMD PT. Perkebunan Tambi yang mampu memproduksi sekitar 2.000 ton teh per tahun dengan pemasaran 70 persen ekspor ke beberapa negara di Eropa, Australia, Amerika, Asia, dan Timur Tengah.

Hasil perkebunan lain yang potensial adalah vanili yang mulai tahun 2000 telah dibudidayakan kembali setelah sempat tenggelam saat petani beralih ke tanaman cengkih. Vanili banyak dibudidayakan di Kecamatan Kalibawang, Kaliwiro, dan Sapuran.

Sedangkan potensi hutan di kota pegunungan ini, luas hutan negara 20.254,2 hektare dan hutan rakyat seluas 18.262,81 hektare. 

Selain untuk pelestarian mata air, juga mampu menjadi hutan produksi, hutan wisata, hutan lindung, dan hutan suaka alam. Produksi hutan rakyat antara lain berupa kayu pertukangan rata-rata di atas 5.000 meter kubik, kayu bakar di atas 1.000 meter kubik, gondorukem lebih dari 4.500 ton, terpentin di atas 900 ribu liter, dan getah pinus lebih dari 1.100 ton per tahun.

1 comment:
TULIS comments
  1. Wah bagus ya
    untuk membantu bagi Anda yang ingin merasakan khasiat daun kelor namun sulit mendapatkannya di daerah Anda, kami jual kapsul moringa / kapsul kelor
    KLIK jual daun kelor

    Atau langsung 0813-80-262524 (Ryan) SMS/WhatsApp/Telegram/Line


    ReplyDelete

Pageviews

Followers